Kamis, Desember 01, 2016

20161201 Gaigosai 2016 Hari Pertama (19 November 2016)

Ini postingan super duper telat karena Gaigosai-nya sendiri tahun ini diselenggarakan dari tanggal 19 November hingga 23 November. Hahaha...
Apa sih, Gaigosai itu? Gaigosai itu adalah nama festival kampus Tokyo University of Foreign Studies. Salah satu kegiatan festival ini adalah stand makanan dari berbagai negara, yang diadakan oleh para mahasiswa sarjana tingkat pertama. Para mahasiswa di sini masing-masing belajar salah satu dari 27 bahasa yang diajarkan di universitas ini. Jadi, minimal ada 27 negara yang makanannya dimasak dan dijual oleh para mahasiswa tingkat pertama. Selain itu, ada juga stand-stand makanan yang dibuka oleh klub-klub olahraga dan komunitas-komunitas mahasiswa.
Selain klub olahraga, kampus ini juga ada klub tari-tarian, yang tidak membuka stand makanan tapi mengadakan pertunjukan seni.
Nah, untuk mahasiswa tingkat kedua, masing-masing jurusan bahasa melakukan drama dalam bahasa yang mereka pelajari. Untuk tingkat ketiga dan keempat, sepertinya tidak ada hal khusus, karena mahasiswa tingkat ketiga dan keempat biasanya sibuk karena mereka akan kuliah di luar negeri, mencari pekerjaan, atau menulis skripsi.

Gaigosai Hari Pertama
Nah, di Gaigosai yang tahun 2016 ini diadakan ke 94 kalinya, drama bahasa Indonesia diadakan di hari pertama! Nah, karena hari pertama ini akhir pekan, biarpun saat itu hujan rintik-rintik, yang hadir untuk melihat dramanya lumayan banyak! Aku sempat ngobrol dengan suami-istri yang hadir karena suaminya pernah kerja di Indonesia dulu. Seneng deh, liat banyak orang yang kenal Indonesia.. Hehe..
Nah, drama bahasa Indonesia tahun ini judulnya "Melodi", yang bercerita tentang persahabatan Ruli dan Chika yang pandai menyanyi. Cerita ini disadur dari film berjudul sama.
Walau masih tampak ada sedikit kesulitan saat mereka melafalkan bahasa Indonesia, tapi secara keseluruhan akting mereka patut diacungi jempol! Terutama yang paling bagus adalah mahasiswa yang memerankan ibu seorang peserta kontes menyanyi. Jadi, si ibu ini ceritanya galak banget dan pingin banget anaknya menang. Nah, akting si aktrisnya bener-bener bikin penonton yang melihatnya merasa bersyukur bahwa dia bukan anaknya. Hahaha...
Lalu, akting pemeran ayah Ruli. Cerita ini latarnya di Jakarta. Tapi di Jakarta kan banyak pendatang dari sekitarnya seperti Jawa. Nah, cara bicara si ayah ini kerasa banget medhok-nya! nJawani buanget! Hihihi. Kebetulan juga si pemerannya memang blasteran Jepang dan Jawa. Jadi memang pas banget!
Kemudian, pemeran banci! Hahaha. Aku biasanya takut sama banci, tapi banci yang ini bikin gemes! Dia cuma dapat dialog sedikit, sih. Tapi gerakannya itu, loh! Centil banget! Yang bikin tambah lucu, pemerannya itu blasteran Jepang-Amerika. (Banyak banget yang blasteran, yak?)
Lalu, yang bikin aku tersipu-sipu adalah saat karakter pencari bakat dengan nama sama denganku muncul. Hihihi. Jadi, sebelumnya aku membantu sedikit untuk mengecek naskahnya. Nah, sebenarnya karakter pencari bakat ini laki-laki. Namun, karena mereka kekurangan pemain laki-laki, akhirnya diputuskanlah untuk mengganti karakter pencari bakat ini menjadi perempuan, dan untuk namanya dipakailah namaku. Mereka sudah minta izin sebelumnya untuk pakai namaku di naskah jadi aku ga kaget. Hanya saja, pemerannya manis banget! Kan jadi tersipu... Hahaha...
Setelah pertunjukan selesai, aku menyempatkan diri untuk memotret para pemerannya, serta berfoto dengan pemeran "Ibu Gana" si pencari bakat, dan Muli, adik perempuan Ruli.

Para mahasiswa tingkat kedua yang berbakat dan Pak Furihata.
Gana dan "Ibu Gana". Cantik banget, kan? Hihihi...
"Muli" dan Gana. Pemerannya mungil dan imut banget, yak?
Setelah itu, aku menyempatkan mampir ke stand Masakan Indonesia yang dijalankan oleh mahasiswa tingkat pertama jurusan bahasa Indonesia. Menu makanan yang disediakan adalah mie goreng, sate ayam, pisang goreng, kacang telur, jus sirsak, jus asam, dan bir bintang. Aku sejak awal sudah memutuskan untuk membeli mie goreng, sate ayam, dan pisang goreng. Kelaparan, sih.. Hahaha.. Sayangnya saat itu sedang ada masalah dengan kompor untuk memanggang satenya, jadi aku akhirnya beli mie goreng dan pisang goreng favoritku saja.
Pisang gorengnya isinya dua, tapi yang satu udah kumakan karena keburu lapar. Hahaha. Mie gorengnya pakai telur ceplok. Yum!
Setelah menyantap kedua makanan tadi, aku menyempatkan berputar-putar sebentar untuk mengambil foto stand-stand makanan yang lain.
Stand Masakan Turki
Berada tepat di sebelah Stand Masakan Indonesia.

Stand Masakan Kamboja

Stand Masakan Afrika

Stand Masakan Vietnam 

Stand Masakan Persia

Stand Masakan Portugal

Stand Masakan Rusia
Sepertinya ada bagian yang tertiup angin.

Stand Masakan Ceko

Ini kayanya ga perlu dikasih tahu, deh.. Hihi.. Kreatif, yak, yang bikin namanya.

Stand Masakan Laos

Stand Masakan Oceania
Jualan daging kangguru, loh... Fotonya di Gaigosai hari kedua, yak...

Stand Masakan Malaysia
Nasi gorengnya mantap beud, dah!

Stand Masakan Jerman

Stand Masakan Spanyol

Stand Masakan Arab
Ini juga kreatif namanya. Arab dalam bahasa Jepang disebut "Arabia", lalu mereka mengganti huruf "a" di belakang dengan kanji yang berarti "toko" dan bisa dibaca "ya", sehingga terciptalah nama "Arabiya". Suka deh nama yang lucu dan kreatif kaya gini.

Stand Masakan Korea
Ini juga kreatif namanya. Namanya bisa dibaca "Yotte Koria" yang bisa berupa permainan kata antara "yotte kore ya" (artinya, "datanglah berkunjung") dengan "Koria" ("Korea" dalam pelafalan bahasa Jepang)

Stand Masakan Jepang
Ini juga ga boleh kalah kreatif dong.
Masakan Jepang itu dalam bahasa Jepang adalah "Washoku", lalu "shock" dalam bahasa Inggris dilafalkan "shokku" dalam bahasa Jepang.
(Setel musik PPAP)
I have a "WA"
I have a "SHOKKU"
UGH!
WASHOKKU!!

Stand Masakan Mongolia

Stand Masakan India
Sate kambingnya mantap, Bro!

Stand Masakan Asia Tengah

Stand Masakan Filipina

Stand Masakan Bangladesh
Ga usah dijelasin juga udah paham kan keunikan namanya?

Stand Masakan Italia

Stand Masakan Tiongkok
Ini juga namanya kreatif! Mereka memakai nama "TabeChaina" bisa berarti, "makanlah" yang mengandung kata "Chaina" (pelafalan China) 

Stand Masakan Pakistan

Stand Masakan Myanmar
Sanuimakin (aku ga tau tulisannya dalam huruf Latin) favoritku tetap ada!

Stand Masakan Prancis

Stand Masakan Polandia

Stand Masakan Thailand

Lucu aja liat Stand Masakan Polandia dan Masakan Indonesia berdekatan. Warna bendera juga terbalik. Hihi.

Stand Masakan Indonesia dari jauh (banget)

Kondisi jalan menuju asrama
Di jalan ini isinya stand-stand masakan klub olahraga atau komunitas-komunitas di kampus. 

Panggung yang terletak di tengah dikelilingi stand-stand makanan berbagai negara tadi. Di pojok kiri panggung ada dua mahasiswa tingkat pertama bahasa Indonesia yang memakai jumper berwarna hijau. Saat itu, di panggung ini sedang diadakan semacam acara kuis yang menguji kemampuan mahasiswa-mahasiswa TUFS! Salah satu pertanyaan yang unik, menebak asal negara dari versi bahasa lain dari lagu Let It Go.
Aku ga tau ini termasuk curang atau ga, tapi aku sempat memberi kode ke dua mahasiswa Indonesia tadi saat lagu Let It Go versi bahasa Vietnam diperdengarkan. Hihihi.
Aku juga nebak-nebak aja sih...

Lalu, karena hujan mulai turun lagi, aku memutuskan untuk kembali ke asrama. Soalnya aku baru aja kena flu. Daripada kambuh lagi, kan...
Demikianlah, petualangan (?) di hari pertama Gaigosai selesai...

Penasaran hari kedua bagaimana?
Klik untuk Gaigosai Hari Kedua.

Tidak ada komentar: